Teori Terbentuknya Alam Semesta
Bumi
terbentuk miliaran
tahun lalu, tetapi ‘permukaan Bumi’ telah banyak mengalami proses perkembangan
dan perubahan sepanjang masa. Perubahan tersebut bersifat cepat maupun lambat.
Penyebab perubahan tersebut adalah gaya dari dalam bumi (Endogen) dan tenaga dari luar Bumi (eksogen).
Bumi merupakan bagian dari sistem galaksi yang berada di jagat raya, yaitu
galaksi Bimasakti. Tahukah kamu apa yang disebut dengan galaksi? Dalam ilmu
astronomi, galaksi diartikan sebagai suatu sistem yang terdiri dari
bintang-bintang, gas dan debu yang amat luas, dimana anggotanya mempunyai gaya
tarik-menarik (gravitasi). Bumi yang kita tempati hanya bagian kecil saja dari
galaksi Bimasakti, yaitu bagian dari tata surya dengan matahari sebagai
pusatnya.
Bimasakti bukanlah satu-satunya galaksi yang ada di alam semesta ini.
Jumlah keseluruhan galaksi yang dapat dipotret dengan teleskop berdiameter 5m
di Observatorium Hale mungkin sampai kira-kira satu miliar galaksi.
Galaksi-galaksi inilah pengisi jagat raya.
1. Teori Kabut Kant-Laplace
Sejak jaman sebelum Masehi, para ahli telah banyak berfikir dan melakukan analisis terhadap gejala-gejala alam. Mulai abad ke 18 para ahli telah memikirkan proses terjadinya Bumi.
Ingatkah kamu tentang teori kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Piere
de Laplace (1796)? Mereka terkenal dengan Teori Kabut Kant-Laplace.
Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian
berkumpul menjadi kabut (nebula).
Gaya tarik-menarik antar gas ini membentuk kumpulan
kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran
yang sangat cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan
memadat (karena pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang kemudian
menjadi planet-planet dalam tata surya.
2. Teori Planetesimal
Seabad sesudah teori kabut tersebut, muncul Teori Planetesimal yang dikemukakan oleh Chamberlin dan Moulton.
Teori ini mengungkapkan bahwa pada mulanya telah
terdapat matahari asal. Pada suatu ketika, matahari asal ini didekati oleh
sebuah bintang besar, yang menyebabkan terjadinya penarikan pada bagian
matahari.
Akibat tenaga penarikan matahari asal tadi, terjadilah
ledakan-ledakan yang hebat. Gas yang meledak ini keluar dari atmosfer matahari,
kemudian mengembun dan membeku sebagai benda-benda yang padat, dan disebut
planetesimal.
Planetesimal ini dalam perkembangannya menjadi planet-planet, dan salah satunya
adalah planet Bumi kita.
Pada dasarnya, proses-proses teoritis
terjadinya planet-planet dan bumi, dimulai daribenda berbentuk gas yang bersuhu
sangat panas. Kemudian karena proses waktu dan perputaran (pusingan) cepat,
maka terjadi pendinginan yang menyebabkan pemadatan (pada bagian luar). Adapaun
tubuh Bumi bagian dalam masih bersuhu tinggi.
3. Teori Pasang Surut Gas
Teori Pasang Surut Gas ini dikemukakan 0leh jeans dan Jeffreys,
Menurut teori ini, sebuah
bintang besar mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan
terjadinya pasang surut pada tubuh matahari, saat matahari itu masih berada
dalam keadaan gas. Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi,
ukuranya sangat kecil.
Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi (60
kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa hampir
sama besar dengan matahari mendekati matahari, maka akan terbentuk semacam
gunung-gunung gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya
tarik bintang tadi.
Gunung-guung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk
semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa matahari tadi dan
merentang kea rah bintang besar itu.
Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya
kolom-kolom ini akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu
planet-planet. Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian
tubuh matahari tadi, melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun
akan hilang pengaruhnya terhadap-planet yang berbentuk tadi.
Planet-planet itu akan berputar mengelilingi matahari dan mengalami proses
pendinginan. Proses pendinginan ini berjalan dengan lambat pada
planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada
planet-planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan relatif lebih
cepat.
Sementara pendinginan berlangsung, planet-planet itu masih mengelilingi
matahari pada orbit berbentuk elips, sehingga besar kemungkinan pada suatu
ketika meraka akan mendekati matahari dalam jarak yang pendek. Akibat kekuatan
penarikan matahari, maka akan terjadi pasang surut pada tubuh-tubuh planet yang
baru lahir itu.
Matahari akan menarik kolom-kolom materi dari planet-planet, sehingga
lahirlah bulan-bulan (satelit-satelit) yang berputar mengelilingi
planet-planet. peranan yang dipegang matahari dalam membentuk bulan-bulan ini
pada prinsipnya sama dengan peranan bintang besar dalam membentuk
planet-planet, seperti telah dibicarakan di atas.
4. Teori Bintang Kembar
Teori Bintang Kembar ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton.
Menurut
teori ini, galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang
meledak sehingga banyak material yang terlempar. Karena bintang yang tidak
meledak mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan
bintang tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak
meledak itu adalah matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah
planet-planet yang mengelilinginya.
6. TEORI AWAN DEBU (PROTO PLANET)
Teori ini dikemukakan oleh Carl von Weizsaecker kemudian
disempurnakan oleh Gerard P.Kuiper pada tahun 1950.Teori
proto planet menyatakan bahwa tata surya terbentuk oleh gumpalan awan
gas dan yang jumlahnya sangat banyak.Suatu gumpalan mengalami pemampatan dan
menarik partikel-partikel debu membentuk gumpalan bola.Pada saat itulah terjadi
pilinan yang membuat gumpalan bola menjadi pipih menyerupai cakram (tebal
bagian tengah dan pipih di bagian tepi).Karena bagian tengah berpilin lambat
mengakibatkan terjadi tekanan yang menimbulkan panas dan
cahaya(Matahari).Bagian tepi cakram berpilin lebih cepat sehingga terpecah
menjadi gumpalan yang lebih kecil.Gumpalan itu kemudian membeku menjadi planet
dan satelit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar