Ditulis : Erna Hikmati Hidayah
PENDAHULUAN
Kegiatan belajar mengajar di dalam kelas seolah merupakan sebuah keharusan bagi guru
dalam menyampaikan pelajaran . Selama satu semester, sebagian besar guru
mengajar di dalam kelas. Alhasil, siswa
merasa jenuh, dan gurupun kurang
semangat melihat suasana kelas yang tidak kondusif akibat kejenuhan tersebut. Guru yang selalu mengasah pengalaman, akan langsung merasakan
perubahan perilaku siswa yang mulai hilang konsentrasi. Menurut para ahli, kemampuan konsentrasi
siswa memperhatikan pelajaran berkisar
antara 40 menit – 60 menit .
Kenyataan ini membuat guru harus
berpikir ulang tentang model dan metode pembelajarannya. Guru bisa melakukan aktifitas belajar
mengajar dengan berbagai variasi model, metode, maupun media pembelajaran agar konsentrasi
siswa bertahan lama, bahkan ilmu yang diserap pun lebih banyak dan lama melekat
dalam ingatan.
Mata pelajaran Geografi merupakan
materi yang 80 % materinya berkaitan dengan alam. Sebenarnya mudah memodifikasi
pembelajaran geografi agar membuat siswa semangat. Namun demikian, tidak mudah juga bagi guru untuk menciptakan
pembelajaran yang kreatif dari tradisi mengajar di dalam kelas. Mengubah
tradisi pembelajaran memang sulit, tapi tidak sulit bagi yang mau berusaha.
Salah satu usaha yang bisa
dilakukan guru adalah merancang kegiatan pembelajaran melalui kegiatan
Musyawarah Guru Mata Pelajaran. Kegiatan
Field Trip merupakan kegiatan yang bisa menjadi sarana untuk membangkitan
kembali kreatif itas guru.
Mengapa Field Trip?
Field Trip adalah bahasa lain
dari Karya wisata. Field Trip merupakan perjalanan ke suatu obyek geografi yang dilakukan untuk menambah wawasan tentang
obyek tersebut. Jika biasanya Field Trip
dilakukan oleh siswa, maka tidak ada salahnya jika guru-gurupun melakukan Field
Trip bersama guru sejenis. Dalam hal ini adalah guru geografi baik tingkat SMP maupun SMA.
Adapun obyek yang dituju agar Field
Trip guru bermakna adalah pada obyek-obyek
alam lokal yang orang awam tidak tertarik untuk
mengunjunginya. Karena sebagai guru geografi kita punya PR untuk mengeksplore potensi lokal
sebagai media pengenalan alam lokal
untuk pembelajaran, yang jarang dilakukan
guru mata pelajaran lain.
Kita akan coba bahas, mengapa guru geografi penting melakukan Field Trip ke Sungai Belanda
di Kelurahan Bontang Kuala Kota Bontang?
Alam adalah obyek utama kajian dalam geografi. Kota Bontang yang memiliki
potensi alam yang berlimpah, mulai dari Sungai, laut, barang tambang, hutan,
pabrik, mangrove, dan lain lan, sangat layak untuk dikaji dan didalami
potensinya. Dalam kegiatan Field Trip awal ke Sungai Belanda bertujuan untuk mengeksplore potensi yang ada di obyek
wisata Sungai Belanda di Kelurahan Bontang Kuala Kota Bontang.
Manfaat yang akan didapatkan dari
kegiatan Field Trip ini secara umum adalah meningkatkan interaksi guru geografi
dengan alam, mempererat hubungan antar guru geografi se Kota Bontang, mengingat
kembali bahwa pada saat kuliah, setiap semester selalu ada kegiatan Praktek
Kerja Lapangan ke berbagai obyek
geografis yang dipelajari dibangku kuliah, dan menumbuhkan kreatifitas guru geografi dalam mengajar , setelah menyaksikan
betapa berpotensinya lingkungan lokal daerahnya.
Dohn (dalam Yuliati. 2014 : 179)
menuliskan hasil penelitiannya: kunjungan
lapangan dapat memberikan pengalaman yang efetif serta dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa. Bagi siswa Field trip merupakan pengalaman bermakna.
Demikian juga bagi guru yang walaupun sudah memiliki banyak pengalaman mengajar,
tetapi tetap harus selalu dikreasikan agar menarik bagi siswa dan meningkat kualitasnya. Salah satu cara untuk merangsang
kreatifitas guru dan meningkatkan motivasi kreatif guru dalam menciptakan
pembelajaran adalah dengan Field Trip.
Dalam Field Trip akan banyak hal
yang memacu daya pikir dan kreasi guru . Misalnya dengan kerjasama dan bertukar
pikiran sesama guru geografi sambil menyaksikan obyek geografi yang sedang
dikunjungi. Misalnya merencanakan field trip untuk siswa, mendokumentasikan aktifitas
agar diketahui siswa, mengajak siswa berpikir tentang potensi alam di
daerahnya.
Ekowisata Sungai Belanda menurut penjelasan dari petugas penjaga lokasi mangrove Sungai Belanda , ada dua versi . Versi yang pertama menyebutkan bahwa sepanjang sungai tersebut merupakan tempat persembunyian warga dari kejaran penjajah Belanda pada jaman penjajahan. Dan memang benar bahwa dilihat dari lokasinya, sungai Belanda yang ditumbuhi mangrove alami di kanan kirinya tersebut, terletak sangat tersembunyi, sehingga jika tentara Belanda melakukan patroli, tidak akan terlihat oleh pandangan mata. Sedangkan versi kedua mengatakan bahwa di sepanjang sungai Belanda yang ditumbuhi mangrove alami tersebut merupakan tempat hidupnya monyet Belanda atau Bekantan.
PEMBAHASAN
Field Trip adalah salah satu ciri pembelajaran geografi. Field Trip pertama untuk periode kepengurusan MGMP Geografi tingkat SMA yang diketuai oleh Akmal, S.Pd ini, yaitu menuju Ekowisata Mangrove Belanda di Kampung Laut Bontang Kuala Kota Bontang.
Walaupun mendung dan hujan gerimis pagi itu Ahad, 8 Oktober 2017, tidak menyurutkan semangat 8 orang guru Geografi dari berbagai SMA/ MA tersebut untuk tetap turun ke laut menelusuri Sungai Belanda .
Setelah mendapatkan sedikit penjelasan tentang menjaga keamanan di perjalanan, termasuk menggunakan pelampung, dan dengan dipandu oleh petugas dari Karang Taruna Desa Bontang Kuala, dijelaskan tentang berbagai informasi seputar ekowisata Sungai Belanda.
Pukul 8.20 sebenarnya air sudah mulai surut tetapi, tetap kami coba. Perahu kecil bermesin berkapsitas 10 orang pun membawa kami . Dari dermaga kecil awalnya berperahu menerobos kolong jembatan warga yang menghubungkan antar rumah di kampung Bontang Kuala. Tepatnya menuju laut tepi yang merupakan bagian dari Selat Makasar. Perlu pembaca ketahui bahwa batas sebelah Timur Kota Bontang berbatasan dengan Selat Makasar.
Salah satu rumah yang dilewati adalah dua buah Kantor yang merupakan peninggalan jaman Belanda , terbuat dari kayu Ulin, dengan jendela khas jaman penjajah Belanda.
Perjalanan selama 10 menit sebelum tiba di sungai Belanda, terlebih dahulu dibawa ke homestay untuk sederhana untuk mendapatkan penjelasan, sembari menunggu hujan reda. Di sekitar homestay di tengah laut tersebut, terdapat banyak terdapat homestay sederhana terbuat dari kayu ulin, yang sering disewa oleh wisatawan yang meminta paket menu aneka masakan ikan.
Sambil mengobrol kurang lebih 10 menit di homestay tidak menunjukkan tanda bahwa gerimis akan reda, peserta pun pun dengan tanpa lepas dari berdoa, bertekad melanjutkan perjalanan menuju Sungai Belanda.
Tiba di SungaiBelanda, semua terkagum-kagum dengan keberadaan mangrove di situ. Alami dan har us dilestarikan. Tiba di sebuah dermaga di tepi sungai dan mengabadikan dengan berfoto. Sebenarnya masih bisa menempuh perjalanan 800 meter lagi menuju sebuah lokasi. tetapi sayangx karena kesiangan dan air surut , maka tidak bisa diantar sampai ujung sungai Belanda . Walaupun agak kecewa, apa boleh buat, semua tidak mau ambil resiko perahu karam gara-gara air surut.
Salah satu hal yang menjadi pertanyaan wisatawan adalah: Bagaimana dengan buaya d kawasan sungai yang merupakan bagian dari kewenangan Taman Nasional Kutai tersebut, yang tentunya mengundang rasa khawatir dan takut wisatawan. Menurut informasi dari petugas, tidak pernah ditemukan buaya di area tersebut. Dengan kata lain, Aman dari buaya. Dan alhamdulillah kami juga tidak bertemu dengan buaya di sana.
Uraian di atas menunjukkan betapa pentingnya Field Trip lokal Guru geografi agar dapat membantu semua pihak untuk lebih memahami tentang potensi lokal di daerah masing-masing, terutama di lingkungan Bontang. Guru geografu harus menjadi contoh untuk pendidik yang lain, tentang perlunya memahami potensi lokal daerah.
Apa sebenarnya yang bisa dilakukan wisatawan di lokasi Sungai Belanda?
1. Mengabadikan lokasi dengan berfoto di tempat yang sudah disediakan tanpa merusak alam.
2. Menyusuri sungai dengan perahu kecil, akan menguji nyali para guru
3. Yang mau tantangan, bisa mendayung,
4. Menyaksikan aneka keramba ikan milik masyarakat, sebagai pemanfaatan potensi daerah
5. Mengembangkan pemahaman tentang budidaya mangrove dan pemanfaatannya.
5. Mengembangkan pemahaman tentang budidaya mangrove dan pemanfaatannya.
Berikut adalah sebagian foto kegiatan para guru geografi yang sempat diabadikan.
Sebelum berangkat, mendapatkan pengarahan dari petugas
Sambil menunggu cuaca bersahabat, mengunjungi dermaga
di dermaga
Menyusuri sungai Belanda menggunakan kapal kecil
di dalam perahu kecil
Mengabadikan momen di pertengahan Sungai Belanda
di lokasi pertama
berakhir di warung makan gamik bawis pukul 11.00 wita. gamik bawis merupaka makanan khas Bontang.
KESIMPULAN
Bagi guru geografi, sangat perlu mengadakan Field Trip, dengan tujuan agar
- Mengenal potensi lokal di wilayah kerjanya
- Mengembangkan pengetahuan tentang potensi lokal daerahnya
- Mempraktekkan teori ke dunia nyata
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus