Menu

SELAMAT BELAJAR...KEJUJURAN HARGA MATI

Minggu, 08 Oktober 2017

PENTINGNYA FIELD TRIP EKOWISATA SUNGAI BELANDA BAGI GURU GEOGRAFI

Ditulis : Erna Hikmati Hidayah
PENDAHULUAN

Kegiatan  belajar mengajar   di dalam kelas  seolah merupakan sebuah keharusan bagi guru dalam menyampaikan pelajaran . Selama satu semester, sebagian besar guru mengajar di dalam kelas.  Alhasil, siswa merasa jenuh,  dan gurupun kurang semangat melihat suasana kelas yang tidak kondusif  akibat kejenuhan tersebut.  Guru yang selalu  mengasah pengalaman, akan langsung merasakan perubahan perilaku siswa yang mulai hilang konsentrasi.  Menurut para ahli, kemampuan konsentrasi siswa  memperhatikan pelajaran berkisar antara 40 menit – 60 menit .

Kenyataan ini membuat guru harus berpikir ulang tentang model dan metode pembelajarannya.  Guru bisa melakukan aktifitas belajar mengajar dengan berbagai variasi model, metode, maupun media pembelajaran agar konsentrasi siswa bertahan lama, bahkan ilmu yang diserap pun lebih banyak dan lama melekat dalam ingatan.

Mata pelajaran Geografi merupakan materi yang 80 % materinya berkaitan dengan alam. Sebenarnya mudah memodifikasi pembelajaran geografi agar membuat siswa semangat. Namun demikian,  tidak mudah juga bagi guru untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif dari tradisi mengajar di dalam kelas. Mengubah tradisi pembelajaran memang sulit, tapi tidak sulit bagi yang mau berusaha.
Salah satu usaha yang bisa dilakukan guru adalah merancang kegiatan pembelajaran melalui kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran.  Kegiatan Field Trip merupakan kegiatan yang bisa menjadi sarana untuk membangkitan kembali kreatif itas guru.

Mengapa Field Trip?
Field Trip adalah bahasa lain dari Karya wisata. Field Trip merupakan perjalanan  ke suatu obyek geografi  yang dilakukan untuk menambah wawasan tentang obyek tersebut.  Jika biasanya Field Trip dilakukan oleh siswa, maka tidak ada salahnya jika guru-gurupun melakukan Field Trip bersama guru sejenis. Dalam hal ini adalah guru geografi  baik tingkat SMP maupun SMA.
Adapun obyek yang dituju agar Field Trip guru  bermakna adalah pada obyek-obyek alam lokal yang orang awam tidak tertarik untuk  mengunjunginya. Karena sebagai guru geografi  kita punya PR untuk mengeksplore potensi lokal  sebagai media pengenalan alam lokal untuk  pembelajaran, yang jarang dilakukan guru mata pelajaran lain.
Kita akan coba bahas, mengapa guru geografi  penting melakukan Field Trip ke Sungai Belanda di Kelurahan Bontang Kuala Kota Bontang?

Alam adalah obyek utama  kajian dalam geografi. Kota Bontang yang memiliki potensi alam yang berlimpah, mulai dari Sungai, laut, barang tambang, hutan, pabrik, mangrove, dan lain lan, sangat layak untuk dikaji dan didalami potensinya. Dalam kegiatan Field Trip awal ke Sungai Belanda bertujuan untuk mengeksplore potensi yang ada di obyek wisata Sungai Belanda di Kelurahan Bontang Kuala Kota Bontang.


Manfaat yang akan didapatkan dari kegiatan Field Trip ini secara umum adalah meningkatkan interaksi guru geografi dengan alam, mempererat hubungan antar guru geografi se Kota Bontang, mengingat kembali bahwa pada saat kuliah, setiap semester selalu ada kegiatan Praktek Kerja Lapangan ke berbagai  obyek geografis yang dipelajari dibangku kuliah, dan menumbuhkan kreatifitas  guru  geografi dalam mengajar , setelah menyaksikan betapa berpotensinya lingkungan lokal daerahnya. 

Dohn (dalam Yuliati. 2014 : 179) menuliskan hasil penelitiannya:  kunjungan lapangan dapat memberikan pengalaman yang efetif serta dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Bagi siswa Field trip merupakan pengalaman bermakna. Demikian juga bagi guru yang walaupun sudah memiliki banyak pengalaman mengajar, tetapi tetap harus selalu dikreasikan agar menarik bagi siswa dan meningkat  kualitasnya. Salah satu cara untuk merangsang kreatifitas guru dan meningkatkan motivasi kreatif guru dalam menciptakan pembelajaran adalah dengan Field Trip.


Dalam Field Trip akan banyak hal yang memacu daya pikir dan kreasi guru . Misalnya dengan kerjasama dan bertukar pikiran sesama guru geografi sambil menyaksikan obyek geografi yang sedang dikunjungi. Misalnya merencanakan field trip untuk siswa, mendokumentasikan aktifitas agar diketahui siswa, mengajak siswa berpikir tentang potensi alam di daerahnya. 

Ekowisata Sungai Belanda menurut penjelasan dari petugas penjaga  lokasi mangrove Sungai Belanda , ada dua versi . Versi yang pertama menyebutkan bahwa sepanjang sungai tersebut merupakan tempat persembunyian warga dari kejaran penjajah Belanda pada jaman penjajahan. Dan memang benar   bahwa dilihat dari lokasinya, sungai Belanda yang ditumbuhi mangrove alami di kanan kirinya tersebut, terletak sangat tersembunyi, sehingga jika tentara Belanda melakukan patroli, tidak akan terlihat oleh pandangan mata. Sedangkan versi kedua mengatakan bahwa di sepanjang sungai Belanda yang ditumbuhi mangrove alami tersebut merupakan tempat hidupnya monyet Belanda atau Bekantan.

PEMBAHASAN

Field Trip adalah salah satu ciri pembelajaran geografi. Field Trip pertama untuk periode kepengurusan MGMP Geografi tingkat SMA yang diketuai oleh Akmal, S.Pd ini, yaitu menuju  Ekowisata Mangrove Belanda di Kampung Laut Bontang Kuala Kota Bontang.
Walaupun mendung dan hujan gerimis pagi itu Ahad, 8 Oktober 2017, tidak menyurutkan semangat 8 orang  guru Geografi dari berbagai SMA/ MA  tersebut untuk tetap turun ke laut menelusuri Sungai Belanda .

Setelah mendapatkan sedikit penjelasan tentang menjaga keamanan di perjalanan, termasuk menggunakan pelampung, dan dengan dipandu oleh petugas dari Karang Taruna Desa Bontang Kuala, dijelaskan tentang  berbagai informasi seputar ekowisata Sungai Belanda.
Pukul 8.20 sebenarnya air sudah mulai surut tetapi, tetap kami coba. Perahu kecil bermesin  berkapsitas 10 orang pun membawa kami . Dari dermaga kecil awalnya berperahu menerobos kolong  jembatan warga yang menghubungkan antar rumah  di kampung Bontang Kuala. Tepatnya menuju laut tepi yang merupakan bagian dari Selat Makasar. Perlu pembaca ketahui bahwa batas sebelah Timur Kota Bontang berbatasan dengan Selat Makasar.
Salah satu rumah yang dilewati adalah dua buah Kantor yang merupakan peninggalan jaman Belanda , terbuat dari kayu Ulin, dengan jendela khas jaman  penjajah Belanda.

Perjalanan selama 10 menit sebelum tiba di sungai Belanda, terlebih dahulu  dibawa ke homestay untuk sederhana untuk mendapatkan penjelasan, sembari menunggu hujan reda.  Di sekitar homestay di tengah laut tersebut, terdapat banyak  terdapat homestay sederhana terbuat dari kayu ulin, yang sering disewa oleh wisatawan yang meminta paket menu aneka masakan ikan.

Sambil mengobrol kurang lebih 10 menit di homestay tidak menunjukkan tanda bahwa gerimis akan reda, peserta pun  pun dengan tanpa lepas dari berdoa, bertekad melanjutkan perjalanan menuju Sungai Belanda.


Tiba di SungaiBelanda, semua  terkagum-kagum dengan keberadaan mangrove di situ. Alami dan har us dilestarikan. Tiba di sebuah dermaga di tepi sungai dan mengabadikan dengan berfoto. Sebenarnya masih bisa menempuh perjalanan 800 meter lagi menuju sebuah lokasi. tetapi sayangx karena kesiangan dan air surut , maka tidak bisa diantar sampai ujung sungai Belanda . Walaupun agak kecewa, apa boleh buat, semua  tidak mau ambil resiko perahu karam gara-gara air surut.


Salah satu hal yang menjadi pertanyaan wisatawan adalah: Bagaimana dengan buaya d kawasan sungai yang merupakan bagian dari kewenangan Taman Nasional Kutai tersebut, yang tentunya mengundang rasa  khawatir dan takut wisatawan. Menurut informasi dari petugas,  tidak pernah ditemukan buaya di area tersebut. Dengan kata lain, Aman dari buaya. Dan alhamdulillah kami juga tidak bertemu dengan buaya di sana.


Uraian di atas menunjukkan betapa pentingnya Field Trip lokal Guru geografi  agar dapat membantu semua pihak untuk lebih memahami tentang potensi lokal di daerah masing-masing, terutama di lingkungan Bontang. Guru geografu harus menjadi contoh untuk pendidik yang lain, tentang perlunya memahami potensi lokal daerah.

Apa  sebenarnya yang bisa dilakukan wisatawan di lokasi Sungai Belanda?
1. Mengabadikan lokasi dengan berfoto di tempat yang sudah disediakan  tanpa merusak alam.
2. Menyusuri sungai dengan perahu kecil, akan menguji nyali para guru 
3. Yang mau tantangan, bisa mendayung,
4. Menyaksikan aneka keramba ikan milik masyarakat, sebagai pemanfaatan potensi daerah
5. Mengembangkan pemahaman tentang budidaya mangrove dan pemanfaatannya.

Berikut adalah  sebagian foto  kegiatan para guru geografi yang sempat diabadikan.

Sebelum berangkat, mendapatkan pengarahan dari petugas 

Sambil menunggu cuaca bersahabat, mengunjungi dermaga 


di dermaga 

Menyusuri sungai Belanda menggunakan kapal kecil

di dalam perahu kecil


Mengabadikan momen di pertengahan Sungai Belanda 





di lokasi pertama 


berakhir di warung makan gamik bawis pukul 11.00 wita. gamik bawis merupaka makanan khas Bontang.

KESIMPULAN

Bagi guru geografi, sangat perlu mengadakan Field Trip, dengan tujuan agar 
  1. Mengenal potensi lokal di wilayah kerjanya
  2. Mengembangkan pengetahuan tentang potensi lokal daerahnya
  3. Mempraktekkan teori ke dunia nyata

1 komentar: