Dieng Plateau, or simply known as Dieng by the locals, refers to a
marshy plateau located 2093 above sea level (2093 mdpl) Its located between Banjarnegara
and Wonosobo district in Central Java.
Subhanalloh . Dingin sekali. Dini hari itu tanggal 28 Desember kami
beruntung datang di kaki bukit Sikunir Dieng pada musim hangat, sehingga kata
orang bahwa Suhu di sana bisa mencapai
minus 1 derajat , tidak kami rasakan.
Melakukan perjalanan ke Dieng, sangat disayangkan jika tidak mendaki
bukit Sikunir . Saya dan anak anak sempat diskusi panjang untuk melakukan
perjalanan tersebut. Tekad kami harus
bertemu dengan Sun Rise di puncak Sikunir. Kemudian setelah berdiskusi panjang,
kami putuskan untuk mencarter mobil dengan driver yang sudah kenal medan. Cukup
dengan 650 rb, kami bisa menggunakan jasa carteran 24 jam.
Setelah membaca berbagai macam tips dari para blogger yang sudah
menuliskan tentang pengalamannya berwisata ke Dieng, Kami membuat perencanaan
cukup matang ke lokasi yang akan dituju, kemudian kami berangkat pukul 23.30
WIB dari Temanggung, dengan tujuan agar tidak terjebak macet karena waktu itu
liburan.
Benar saja , alhamduillah lancar, bahkan rasanya hanya kami yang akan
berwisata ke Dieng. Pukul 01.00 WIB tiba
di pos wisata Gardu pandang dan Dieng Plateau teater. Dengan membayar 15 ribu
per orang, kami akan memanfaatkan tiket di siang harinya .
Karena tujuan utama sun rise di bukit Sikunir, mobil kami terus menanjak
menuju Sikunir. Sepi di perjalanan... Kami jadi membayangkan bagaimana hanya
kami berempat saja yang di sana?
Ah... ternyata tidak. Tiba di perkampungan warga, ternyata sudah
berpuluh puluh mobil menginap di homestay homestay yang dekat dengan sikunir.
Ketika kami lewat pukul 01.30 WIB , mereka sedang bersiap untuk menuju Sikunir. Setelah melewati pos Sikunir
yang dikelola warga, kami membayar 10 ribu per orang. Dan bismillah
ngeeeeng.... mobil kembali menyusuri jalan aspal yang sempit dan berkelok.
Pukul 01.55 WIB kami tiba di parkiran Sikunir . Beberapa mobil sudah
berada di sana. Beberapa warung wargapun sudah buka menawarkan gorengan, minuman hangat, Pop Mie, minuman
hangat, dsb. Sehingga jika tidak membawa bekalpun tak apa. Satu hal yang perlu
kejelian kita. Jika ingin membeli minuman atau makanan, lita tanggal
kedaluarsa. Karena anak saya sudah habis satu bungkus Pop Mie,,,,, ternyata
masyaalloh. Sudah kedaluarsa 2 bulan yang lalu. Alhamdulillah dia tidak
keracunan dan sampai sekarang sehat wal afiat.
Sambil menunggu subuh, kami tidur di mobil hingga 03.30 WIB. Akhirnya
pada 30 menit sebelum subuh, kami menuju
mushola. Hiiiih dingin sekali airnya. Seperti kita pegang es batu. Begitulah
rasanya. Lantai rasa seperti es batu jika diinjak tanpa alas.
Orang orang pun mulai berdatangan ke Sikunir dan sebagian melakukan
solat di musola terdekat. Begitu masuk waktu solat subuh, langsung pengunjung
bergantian solat berjama’ah.
Ahaaa..... solat sudah, minum hangat sudah, akhirnya dengan menggunakan
sandal jepit, saya berempat dengan anak mengikuti arus pendakian. Banyak orang
kok , jangan takut. Eits jangan lupa senter ya...karena saat awal mendaki hingga
pertengahan tentunya hari masih gelap.
Berjalanlah dengan santai jangan ngotot dan ngoyo , karena tenaga akan
terkuras di tengah jalan. Perjalanan yang dilewati bukan perjalanan yang mulus,
tapi nanti akan bertemu dengan tangga dari tanah berbatu, jadi...huh....
Semangat dan harus kuat. Kita akan berada di dataran tinggi yang rasanya
seperti di atas awan .
Gak percaya? Lihat foto-foto berikut:
Salah satu tangga yang harus dilewati
Kesenian warga yang ditemui saat kita turun dari Bukit Sikunir
Mungkin pembaca penasaran. Mana foto foto Sun Rise nya?
Ah... Alloh ternyata mentakdirkan kami tdak bertemu dengan sun rise. Waktu itu
mendung dan gerimis, Jadi Mentari malu-malu muncul. Namun demikian, kami tidak
kecea karena menyaksikan indahnya awan yang selama ini hanya kami saksikan
lewat jendela pesawat. Awan seolah berada berada di bawah atau sejajar dengan
kami.
Itulah Sikunir. Yang membuat penasaran saya sebagai seorang guru
Geografi dari Bontang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar