Menu

SELAMAT BELAJAR...KEJUJURAN HARGA MATI

Senin, 08 Mei 2017

MATERI PEDOSFER

Standar Kompetensi
Menganalisis unsur-unsur geosfer
Kompetensi Dasar

Menganalisis dinamika pedosfer serta dampaknya terhadap kehidupan di bumi

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari bab ini, kita diharapkan dapat:
·      Mendeskripsikan ciri dan proses pembentukan tanah
·      Menjelaskan struktur dan tekstur tanah
·      Menjelaskan klasifikasi tanah
·      Menjelaskan usaha-usaha mempeertahankan kesuburan tanah
A.   PENGERTIAN TANAH
Ketika mendengar kata tanah bisa mempunyai banyak arti, seorang petani bisa mengartikan tanah sebagai media untuk bercocok tanam. Seorang arsitek mengartikan tanah sebagai lahan untuk didirikan bangunan. Tetapi di dalam kajian geografi tanah sering disebut dengan istilah pedosfer.
Pedosfer, adalah lapisan paling atas dari permukaan bumi tempat berlangsungnya proses pembentukan tanah.
Beberapa ahli yang mengartikan tanah antara lain:

    1.  Fallou,
tanah adalah batuan asli yang terpecah dan terurai, berbeda dan terpisah dari batuan asli padat dan bercampur dengan bahan organik
    2.    Dokuchev,
tanah adalah benda fisik yang terdapat di bagian paling atas dari kulit bumi serta memiliki dimensi panjang, lebar, dan dalam
    3.    Hilgard,
tanah adalah bahan yang mudah lepas dan remah, dapat dijelajahi perakaran tanaman untuk mencari bahan makanan dan memberikan sejumlah keadaan pertumbuhan lainnya.
Tanah diartikan juga sebagai material yang berasal dari hasil pelapukan batuan dan sisa-sisa bahan organik. Pelapukan tersebut mengakibatkan batuan yang sangat keras dan dapat berubah menjadi bahan yang lebih lunak atau butiran-butiran yang lebih halus yang disebut dengan regolit. Lapisan atas regolit inilah yang berubah menjadi tanah.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pelapukan batuan sebagai berikut:
 T= f(i, o, b, t, w)
Keterangan:
T          : Tanah            i           : iklim               b          : bahan induk
f           : Faktor            o          : organisme     w         : waktu

  1)     Iklim, perubahan suhu panas pada waktu siang hari (penyinaran cahaya matahari) dan  dingin pada malam hari serta curah hujan tinggi mempercepat keretakan atau kerapuhan batuan yang disebabkan percepatan intensitas reaksi kimia.
2)    Aktivitas organisme yang hidup di dalam tanah yang mengeluarkan zat tertentu yang           dapat menghancurkan batu-batuan.
3)     Sifat-sifat bahan induk yang membentuknya.
4)     Topografi, keadaan topografi berpengaruh terhadap jumlah air hujan yang dapat diserap oleh tanah, kedalaman air tanah, gerakan air, dan erosi tanah.
5) Lama waktu terjadinya pelapukan.

B.   Komposisi Tanah

Tanah terdiri atas berbagai mineral, bahan organik, udara, dan air yang dikelompokkan dalam komponen padat (mineral dan bahan organik) dan pori-pori (udara dan air).


Sumber: http://kttsaraswati.blogspot.co.id/2015/04/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pembentukan-tanah.html
Tanah terdiri atas berbagai mineral, bahan organik, udara, dan air yang dikelompokkan dalam komponen padat (mineral dan bahan organik) dan pori-pori (udara dan air).
    1.    Bahan mineral
Berasal dari pelapukan batuan secara mekanis dan diteruskan oleh proses kimiawi, yang pada akhirnya membentuk mineral yang terdiri atas dua bagian yaitu mineral primer yang berasal dari pelapukan secara mekanis atau fisis, dan mineral skunder yang berasal dari perubahan-perubahan yang terjadi secara kimiawi.
    2.    Bahan Organik
Bahan organik pada umumnya terdapat di permukaan tanah. Meskipun jumlahnya tidak banyak (3 – 5%), tetapi memiliki pengaruh yang besar terhadap tanah dan akibatnya terhadap pertumbuhan tanaman, antara lain:
a.    Memperbaiki struktur tanah
b.    Sumber unsur hara
c.    Menambah kemampuan tanah untuk menahan air
d.    Sumber energi bagi mikroorganisme

    3.    Udara
Antara udara yang terdapat dalam tanah tidak sama dengan udara yang terdapat di atmosfer. Bila di atmosfer udara tidak tetap,udara yang terdapat dalam tanah selalu tetap, termasuk kelembapannya. Kelembapannya dalam tanah mencapai 100%, sedang di atmasofer tidak sampai 100%. 
    4.    Air tanah
Air ini terdapat dalam pori-pori tanah dan dapat tertahan di dalamnya, yang kadangkala jernih dan tidak mengalir karena mengendap dalam pori-pori. Air tanah dibagi menjadi dua macam yaitu: air tanah yang terdapat dalam larutan tanah yang bersifat bebas, dan air tanah yang tertahan dalam pori-pori tanah dan tidak dapat mengalir, sehingga mengandung bermacam-macam garam.

C.   Sifat Fisik dan Kimia Tanah

Sifat Fisik Tanah

   1.    Tekstur

Tekstur tanah menunjukkan proporsi (perbandingan) relatif dari ukuran partikel-partikel     tanah. Tanah yang sulit ditembus air adalah tanah lempung (clay) yang ukurannya kurang dari 0,002 mm.
Pasir mempunyai ukuran 2 – 0,05 mm, debu dengan ukuran 0,05 – 0,002 dan tanah liat < 0,002 mm
Faktor yang mempengaruhi tekstur tanah antara lain komposisi mineral dari batuan/ bahan induk, sifat, dan cepatnya proses pembentukan tanah lokal, serta umur relatif tanah.

   2.    Struktur

Struktur tanah adalah susunan dari butir-butir suatu tanah. Pada umumnya komposisi tanah terdiri dari 90% minerak, 1- 5% bahan organik, 0,9% udara dan air.

   3.    Konsistensi Tanah
Adalah daya ahesi dan kohesi partikel tanah dengan benda lain. Dalam keadaan basah konsistensi tanah dibedakan tidak lekat, lekat dan sangat lekat.
Dalam keadaan lembab konsistensi tanah dibedakan sangat gembur, gembur, teguh, dan sangat teguh. Dalam keadaan kering konsistensi tanah dibedakan  atas lunak, agak keras, dan sangat keras.

   4.    Warna Tanah
Asal warna tanah sebagai berikut:
  1. Kuning berasal dari mineral limonit
  2. Cokelat berasal dari bahan-bahan organik asam yang lapuk sebagian
  3. Putih berasal dari mineral-mineral silika kuarsa, kapur, kaolin, bauksit, allumunium, dan silikat yang larut dalam garam-garam serta koloida-koloida organis tertentu.
  4. Hitam berasal dari bahan-bahan organis yang sudah terurai dengan hebat dan biasanya ada hubungannya dengan unsur-unsur karbon, magnesium, serta belerang.
  5. Merah berasal dari zat besi (hematit, dan turgit)
  6. Hijau berasal dari oksida besi ferrous
  7. Biru berasal dari mineral lilianit.

Sifat Kimia Tanah
pH tanah
pH tanah adalah sifat keasaman tanah. pH tanah dipengaruhi oleh mineral yang terkandung dalam tanah dan kelembapan tanah.
pH netral  6,6 – 7,5 , pH di atas 7,5 termasuk basa dan pH di bawah 6,6 termasuk asam. Alat untuk mengukur pH tanah adalah kertas lasmus atau pH stik.
pH di daerah tropis biasanya asam karena banyak bereaksi dengan hujan.
Tanah yang asam dinetralkan dengan kapur, sedang tanah yang basa dinetralkan dengan belerang.

D.   Horizon tanah:


Sumber: http://farahatikahgeografitanah.blogspot.co.id/p/horizon-tanah.html

Keterangan horizon tanah:
Horizon O
Horizon ini dapat kita temukan pada tanah-tanah hutan yang belum terganggu terbentuk di atas lapisan tanah mineral.
Horizon A
Horizon ini terdiri atas campuran bahan organik dan bahan mineral. Horizon A merupakan horizon yang mengalami pencucian.
Horizon B
Horizon yang terbentuk dari proses penimbunan (iluviasi) dari bahan-bahan yang tercuci dari horizon A.
Horizon C
Horizon C tersusun atas bahan induk yang sudah mengalami sedikit pelapukan dan bersifat tidak subur.
Horizon R
Horizon R tersusun atas batuan keras yang belum terlapukkan.

E.    Jenis tanah

Tanah pada masing-masing daerah mempunyai perbedaan, ada yang sifatnya umum dan ada yang khusus. Sifat umum dapat terlihat berdasarkan penyebarannya di muka bumi, sedang sifat khusus dapat dilihat berdasarkan bahan induk pembentuknya dan bagaimana proses tanah itu terbentuk, yang semuanya terjadi karena adanya tenaga dari luar (eksogen)
Beberapa macam tanah sebagai berikut:
     1.    Tanah organosol,
merupakan tanah yang terbentuk dari bahan induk organik (tanah gambut) dan hutan rawa dengan iklim basah pada curah hujan 2.500 mm/tahun. Tanah organosol banyak mengandung unsur hara dan biasanya terdapat di daerah pasang surut seperti Jawa, pantai barat Sumatra, pantai timur Kalimantan, dan pantai barat Papua.

     2.    Tanah podzolik merah kuning,
merupakan perkembangan dari tanah mineral yang berasal dari batuan pasir kuarsa, tuff vulkanis bersifat asam dan tersebar di daerah beriklim basah tanpa bulan kering dengan curah hujan 2.500 mm/tahun. Tanah podzolik ini banyak terdapat di Nusa Tenggara Barat.

     3.    Tanah aluvial,
merupakan tanah yang terbentuk dari endapan lumpur yang terbawa oleh air sungai. Tanah ini banyak mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan sehingga sangat subur. Tanah aluvial banyak terdapat di Sumatra bagian timur, Kalimantan bagian tengah dan timur, Jawa bagian utara, dan Papua bagian selatan.

     4.    Tanah vulkanis,
merupakan tanah yang terbentuk dari pelapukan batuan vulkanis, lava yang telah membeku (effusif) atau dari abu letusan gunung berapi yang telah membeku (efflata). Tanah ini sangat subur untuk pertanian karena merupakan tanah tuff yang berasal dari abu letusan gunung berapi, misalnya, di Lampung, Palembang, dan Sumatra Barat. Tanah vulkanis terdapat di Jawa, Sumatra, Bali, dan wilayah-wilayah yang ada gunung apinya.

     5.    Tanah humus,
biasa disebut dengan bunga tanah, tanah ini berasal dari pembusukan tumbuh-tumbuhan yang jatuh di atasnya. Tanah ini banyak mengandung humus yang sangat subur untuk tanaman.

     6.    Tanah pasir,
merupakan tanah yang berasal dari pelapukan batuan pasir. Tanah ini hanya mengandung sedikit bahan organik sehingga kurang baik untuk pertanian, dan banyak terdapat di daerah pantai barat Sumatra Barat, Sulawesi, dan Jawa Barat.

     7.    Tanah laterit atau tanah merah,
merupakan tanah yang kaya zat besi dan aluminium. Tanah ini bukan merupakan tanah yang subur karena usianya sudah tua.

       8.    Tanah Margel,
tanah yang berasal dari penghancuran batu kapur, pasir , dan tanah liat akibat pengaruh hujan yang tidak merata.
       Dengan sifat yang cukup subur terdapat di daerah lereng gunung sampai dataran rendah seperti Madiun, Kediri, dan Nusa Tenggara.

     9.     Tanah Kapur,
tanah ini berasal dari endapan batur kapur sebagai hasil lateralisasi yang lemah dengan kandungan bahan organic yang rendah sehingga sifatnya kurang subur. Terdapat di DIY, Jateng, Jatim, NTT, Maluk

    10.    Tanah Padas,
terjadi dari batuan induk, batuan pejal, dan batuan beku akibat erosi tingkat lanjut, sehingga pembentukan tanah hampir tidak ada. Kandungan bahan organik hamper tidak ada, dengan sifat peka sekali terhadap erosi. Penyebarannya hampir semua wilayah Indonesia.

Jenis tanah berdasarkan kemampuan lahan yang dilihat dari tingkat kerusakannya
  1. Tanah Kelas I
Tanah ini bagus untuk segala jenis pertanian tanpa harus pengawetan khusus. Datar, dalam, berstruktur agak halus atau sedang, drainasenya baik, mudah diolah dan responsif terhadap pemupukan. Tanah ini tidak mudah rusak dan dapat digarap untuk tanaman musiman.
  1. Tanah Kelas II
Tanah ini berlereng landai dan sedikit peka terhadap erosi, tetapi masih cocok untuk segala jenis tanaman. Strukturnya agak halus sampai agak kasar. Bila menanam tanaman musiman disesuaikan dengan garis kontur, serta perlu pergiliran tanaman dan pemberian pupuk hijau dan pupuk organik
  1. Tanah Kelas III
Tanah ini cocok untuk segala tanaman, namun dengan tingkat kerusakan lebih besar dari pada tanah kelas 2 sehingga perlu penanganan khusus. Terletak pada lereng yang agak miring dengan drainase buruk, kedalaman sedang, dan permeable agak cepat.Untuk penawetannya dengan pembuatan terrasering dan pergiliran tanaman penutup tanah dengan waktu tanam agak lama.
  1. Tanah Kelas IV
Cocok untuk berbagai jenis tanaman, terletak pada kemiringan 15° - 30°. Tanaman yang cocok adalah tanaman semusim dengan penanaman pergiliran tanaman penutup tanah serta pemupukan
  1. Tanah Kelas V
Tanah ini cocok untuk ditanami tanaman ternak atau dihutankan.Terletak di daerah agak datar dan cekung sehingga selalu tergenang air, serta banyak terdapat batu di permukaan sehingga tanah asam pada daerah perakaran
  1. Tanah Kelas VI
Tanah ini tidak cocok untuk tanaman semusim karena lerengnya agak curam, 30° - 45° sehingga mudah tererosi, dengan kedalaman agak dangkal, tanah banyak mengandung natrium sehingga lebih cocok dijadikan sebagai padang rumput atau hutan.
  1. Tanah Kelas VII
Tanah ini lerengnya curam 45° - 65°, tidak cocok untuk pertanian. Ditutupi dengan rumput ternak atau dihutankan, karena sifat perakaran sangat dangkal dengan kondisi tanah berbatu maka mudah terjadi erosi yang berat dan bahaya ancaman longsor.
  1. Tanah Kelas VIII
Tanah ini tidak sesuai untuk pertanian karena lerengnya sangat curam 65° - 90°. Permukaan tanah ditutupi oleh batuan lepas dengan tanah berstruktur kasar. Tanah ini sebaiknya dijadikan hutan lindung atau cagar alam karena bahaya erosi dan longsor sangat besar. Sebaiknya permukaan tanah tidak dibiarkan terbuka.

Kesimpulannya tanah yang tertutup oleh tanaman lebih subur dibanding degan tanah yang terbuka, karena di dalamnya terkandung bunga tanah yang tidak terkena erosi.

F.    Metode pengawetan tanah 

    1.    Metode vegetatif
Metode vegetatif adalah metode pengawetan tanah dengan cara menanam vegetasi (tumbuhan) pada lahan yang dilestarikan. Metode ini sangat efektif dalam pengontrolan erosi.
Ada beberapa cara mengawetkan tanah melalui metode vegetatif antara lain sebagai berikut:
1) Penghijauan, yaitu penanaman kembali hutan-hutan gundul dengan jenis tanaman tahunan seperti akasia, angsana, flamboyant. Fungsinya untuk mencegah erosi, mempertahankan kesuburan tanah, dan menyerap debu atau kotoran di udara lapisan bawah.
2)  Reboisasi, yaitu penanaman kembali hutan gundul dengan jenis tanaman keras seperti pinus, jati, rasamala, cemara. Fungsinya untuk menahan erosi dan diambil kayunya.
   3) Penanaman secara kontur (contour strip cropping), yaitu menanami lahan searah dengan garis kontur. Fungsinya untuk menghambat kecepatan cocok dilakukan pada lahan dengan kemiringan 3 – 8%.

4) Penanaman tumbuhan penutup tanah (buffering), yaitu menanam lahan dengan tumbuhan keras seperti pinus, jati, cemara. Fungsinya untuk menghambat penghancuran tanah permukaan oleh air hujan, memperlambat erosi, dan memperkaya bahan organik tanah.
5) Penanaman tanaman secara berbaris (strip cropping), yaitu melakukan penanaman berbagai jenis tanaman secara berbaris (larikan). Penanaman berbaris tegak lurus terhadap arah aliran air atau arah angin. Pada daerah yang hampir datar, jarak tanaman diperbesar. Sedangkan pada daerah yang kemiringannya lebih dari 8% maka jarak tanamannya dirapatkan.
6) Pergiliran tanaman (croprotation), yaitu penanaman tanaman secara bergantian (bergilir) dalam satu lahan. Jenis tanamannya disesuaikan dengan musim. Fungsinya untuk menjaga agar kesuburan tanah tetap terpelihara.

    2.    Metode mekanik atau teknik
Metode mekanik adalah metode mengawetkan tanah melalui teknik-teknik pengolahan tanah yang dapat memperlambat aliran permukaan (run off), menampung dan menyalurkan aliran permukaan dengan kekuatan tidak merusak.

Beberapa cara yang umum dilakukan pada metode mekanik, antara lain sebagai berikut:
1) Pengolahan tanah menurut garis kontur (contour village), yaitu pengolahan tanah sejajar garis kontur. Fungsinya untuk menghambat aliran air dan memperbesar resapan air.
Sumber: flickr.com
2) Pembuatan tanggul/guludan/pematang bersaluran, yaitu dalam pembuatan tanggul sejajar dengan kontur. Fungsinya agar air hujan dapat tertampung dan meresap ke dalam tanah. Pada tanggul dapat ditanami palawija.
3) Pembuatan teras (terrassering),
   
  yaitu membuat teras-teras (tanggatangga) pada lahan miring dengan lereng yang panjang. Fungsinya untuk memperpendek panjang lereng, memperbesar resapan air dan mengurangi erosi.
4) Pembuatan saluran air (drainase). Saluran pelepasan air ini dibuat untuk memotong lereng panjang menjadi lereng yang pendek, sehingga aliran dapat diperlambat dan mengatur aliran air sampai ke sungai.

    3.    Metode kimia
Metode kimia dilakukan dengan menggunakan bahan kimia untuk memperbaiki struktur tanah, yaitu meningkatkan kemantapan agregat (struktur tanah). Tanah dengan struktur yang mantap tidak mudah hancur oleh pukulan air hujan, sehingga air infiltrasi tetap besar dan aliran air permukaan (run off) tetap kecil.

Latihan
1.      Jelaskan proses pembentukan tanah!
2.      Deskripsikan unsur-unsur pembentukan tanah
3.      Gambar dan jelaskan horizon tanah
4.      Jelaskan jenis tanah berdasarkan kesuburan tanah
5.      Jelaskan mengapa tanah kelas VIII hanya bisa dijadikan cagar alam saja!
6.      Tanah di sekitarmu termasuk jenis tanah yang mana? Beri bukti-buktinya!
7.      Mengapa humus disebut bunga tanah?
8.      Adakah di daerahmu lahan kritis? Kalau ada bagaimana kamu menyelamatkan tanah tersebut?
9.      Jelaskan peranan iklim dalam pembentukan tanah!
10.   Jelaskan pengertian pH tanah! Bagaimana cara membuat pH tanah cocok untuk dibudidayakan lahan pertanian?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar